Blog Posts » Umum » Wilhelm Wund

Wilhelm Wund

Maximilian Wilhelm Wundt (16 Agustus 1832 - 31 Agustus 1920) adalah seorang Jerman dokter medis, psikolog, ahli fisiologi, filsuf, dan profesor, yang dikenal saat ini sebagai salah satu tokoh pendiri psikologi modern. Ia secara luas dianggap sebagai "bapak psikologi eksperimental ". [3] [4] [5] Pada tahun 1879, Wundt mendirikan salah satu laboratorium formal pertama untuk penelitian psikologis di Universitas Leipzig .

Dengan membuat laboratorium ini ia mampu mengeksplorasi sifat keyakinan agama, mengidentifikasi gangguan mental dan perilaku abnormal, dan peta kawasan yang rusak di otak manusia. Dengan melakukan ini dia mampu membangun psikologi sebagai ilmu yang terpisah dari topik yang lain. Dia juga membentuk pertama jurnal untuk penelitian psikologis di 1881.

Sumber: Maximilian Wilhelm Wundt (Stanford Encyclopedia of Philosophy)

Wilhelm Wundt dilahirkan di desa Neckerau di Baden, Jerman pada tanggal 16 Agustus 1832.. Yang putra seorang pendeta Lutheran, ia sendirian dan rajin anak laki-laki Dia roomed dengan dan diajari oleh asisten ayahnya, pendeta gereja itu. Ia dikirim ke sekolah asrama pada 13, dan universitas di 19.

Ia belajar kedokteran di T?bingen, Heidelberg, dan Berlin, meskipun lebih tertarik pada aspek ilmiah dari dalam karir medis. Pada tahun 1857, ia diangkat dozent (instruktur) di Heidelberg, di mana dia kuliah di fisiologi,. Dari 1858-1864 ia juga menjabat sebagai asisten untuk terkenal Helmholtz fisiolog, dan mempelajari dan kimia stimulasi saraf otot.

1864, ia menjadi profesor asisten di Heidelberg. Dalam Tiga tahun kemudian, ia memulai program yang ia sebut psikologi fisiologis, yang berfokus pada perbatasan antara fisiologi dan psikologi, yaitu indera dan reaksi - suatu kepentingan terinspirasi oleh karya Weber dan Fechner. catatan kuliah Nya pada akhirnya akan menjadi pekerjaan utama, Prinsip Fisiologis Psikologi (Grundz?ge physiologischen der Psychologie), yang akan diterbitkan pada tahun 1873 dan 1874.

Seperti Fechner dan banyak orang lain pada saat itu, Wundt menerima ide Spinozan paralelisme psikofisik: fisik peristiwa mental, mitra dan setiap mental acara fisik. Mitra Setiap Dan ia percaya, seperti Fechner, bahwa ketersediaan stimuli terukur (dan reaksi) bisa membuat peristiwa psikologis terbuka untuk sesuatu seperti metodologi eksperimental dalam sebuah cara yang sebelumnya filsuf seperti Kant dianggap tidak mungkin.

Metode yang Wundt dikembangkan adalah semacam introspeksi eksperimental: Peneliti adalah untuk hati-hati mengamati beberapa acara sederhana - yang dapat diukur untuk kualitas, intensitas, atau durasi - dan merekam tanggapan untuk variasi peristiwa-peristiwa. (Perhatikan bahwa dalam filsafat Jerman pada waktu itu, sensasi dianggap peristiwa psikologis, dan karena itu "internal" untuk pikiran, meskipun sensasi adalah sesuatu yang "luar" pikiran Wundt. Oleh karena itu apa yang kita sebut observasi dipanggil oleh introspeksi!)

Untuk melanjutkan ceritanya, Wundt kemudian menjadi kursi dari "filsafat induktif" di Zurich pada tahun 1874, dan kemudian profesor filsafat di Leipzig pada 1875. Di sanalah ia akan tinggal dan bekerja untuk tahun berikutnya 45!

Pada tahun 1875, sebuah ruangan disisihkan untuk Wundt untuk demonstrasi di apa yang sekarang kita sebut sensasi dan persepsi. Ini adalah tahun yang sama bahwa William James akan mendirikan sebuah laboratorium serupa di Harvard bisa. Kami merayakan tahun itu sebagai pendiri psikologi eksperimental!

Pada tahun 1879, Wundt dibantu mahasiswa pascasarjana pertama pada penelitian psikologis benar - tonggak lain sudah. Pada tahun 1881, ia memulai jurnal Philosophische upaya Studien. Pada 1883, ia mulai kursus untuk pertama berjudul dihargai eksperimental psikologi. Dan 1894 di, nya dengan pendirian resmi dari "Lembaga Psikologi Eksperimental" di Leipzig - seperti pertama di dunia.

Wundt dikenal semua orang sebagai keras, bekerja, dan sangat metodis peneliti tenang, serta baik dosen sangat:. Yang terakhir komentar adalah dari standar hari, yang sangat berbeda dari hari ini Dia akan pergi dalam suara rendah selama beberapa jam pada suatu waktu, tanpa catatan atau audio-visual pembantu dan tanpa berhenti untuk pertanyaan dicintai-Nya. siswa dia, tapi kami tidak akan ragu mengkritik dia karena tidak cukup menghibur!

Hal ini penasaran untuk dicatat bahwa selama jangka waktu yang sama sibuk, Wundt juga menerbitkan empat buku dalam filsafat filsafat! Perlu diingat bahwa, pada saat ini, psikologi tidak dianggap sesuatu yang terpisah dari. Bahkan, Wundt menolak ide ketika seseorang menyarankan untuk dia!

Penelitian yang dilakukan oleh Wundt dan sekarang banyak murid-muridnya sebagian besar pada sensasi dan persepsi, dan dari mereka, yang bersangkutan kebanyakan visi,. Di samping itu ada penelitian tentang waktu reaksi, perhatian, perasaan, dan asosiasi. Secara keseluruhan, ia diawasi 186 disertasi doktor , sebagian besar dalam psikologi.

Di antara lebih dikenal murid-muridnya adalah Oswald K?lpe dan Hugo Munsterberg (siapa James diundang untuk mengajar di Harvard), para behavioris Rusia Bekhterev dan Pavlov, serta mahasiswa Amerika seperti Hall ("bapak" psikologi perkembangan di Amerika), James McKeen Cattell , Lightner Witmer (pendiri psikologis klinik pertama di Amerika Serikat, di U of Penn), dan penafsir utama Wundt ke dunia berbahasa Inggris, EB Titchener. Titchener terutama bertanggung jawab untuk menafsirkan Wundt buruk!

Kemudian karirnya, Wundt menjadi tertarik dalam atau psikologi sosial budaya. Bertentangan dengan apa yang banyak orang percaya, Wundt tidak berpikir bahwa studi eksperimental sensasi adalah menjadi semua dan mengakhiri semua psikologi! Bahkan, ia merasa bahwa itu hanya permukaan, dan tambahan bahwa sebagian besar psikologi tidak begitu setuju dengan metode eksperimental.

Sebaliknya, ia merasa bahwa kami harus pendekatan psikologi budaya melalui produk yang dihasilkan - mitologi, misalnya, praktek-praktek budaya dan ritual, seni dan sastra .... Dia menulis sepuluh volume V?lkerpsychologie, diterbitkan antara tahun 1900 dan 1920, yang mencakup ide tahap-tahap perkembangan budaya, dari primitif, ke totem, melalui usia pahlawan dan dewa-dewa, dengan umur manusia modern.

Pada 1920, ia menulis Erlebtes dan Erkanntes, otobiografinya,. Singkat Beberapa waktu kemudian pada tanggal 31 Agustus 1920, ia meninggal.

Wilhelm Wundt (1832-1920) dilahirkan di Neckarau, Baden, Jerman, dari keluarga intelektual. Ia menamatkan studi kesarjanaannya dan memperoleh gelar doktor di bidang kedokteran dan tertarik pada riset-riset fisiologis. Ia melakukan penelitian di bidang psikofisik bersama-sama dengan Johannes Mueller an Hermann von Helmholtz. Karya utamanya pada masa-masa ini adalah Grundzuege der Physiologischen Psychologie (Principles of physiological psychology) pada tahun 1873-1874.

Wundt memperoleh posisi sebagai professor dan mengajar di Universitas Leipzig dimana ia mendirikan Psychological Institute. Laboratorium psikologi didirikan pada tahun 1879, menandai berdirinya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu ilmiah. Di awal berdirinya laboratorium ini, Wundt membiayainya dari kantongnya sendiri sebagai sebuah usaha privat. Setelah tahun 1885, lab ini baru diakui oleh universitas dan secara resmi didanai oleh universitas. Laboratorium ini berkembang dengan pesat sebelum akhirnya gedungnya hancur dalam PD2.

Selama di Leipzing, Wundt adalah seorang pengajar yang sangat produktif, membimbing 200 mahasiswa disertasi, mengajar lebih dari 24.000 mahasisiwa, serta menulis secara teratur.Pada tahun 1900 ia memulai karya besarnya, Voelkerpsychologie, yang baru diakhirinya pada tahun 1920, tahun dimana ia wafat. Karya ini berisi pemikirannya tentang sisi lain dari psikologi, yaitu mempelajari individu dalam society, tidak hanya inidvidu dalam laboratorium. Karya ini dapat dikatakan sebagai jejak pertama Psikologi Sosial.

Pemikiran Wundt terbagi atas beberapa point penting:
Adanya ?an alliance between two science?, yaitu fisiologi dan psikologi. Fisiologi adalah ilmu yang menginformasikan fenomena kehidupan sebagaimana yang kita persepsikan melalui penginderaan eksternal sedangkan psikologi adlaah yang memungkinkan manusia melihat ke dalam dirinya dari sisi internal dirinya sendiri. Terkait dengan ikatan kedua cabang ilmu ini, ada beberapa pemikiran penting:
Secara metodologi aliansi ini berarti apparatus dan teknik pengukuran yang ada di bidang fisiologi diaplikasikan kepada bidang psikologis, misalnya dengan waktu reaksi. Berdasarkan hal inilah, Wundt menamakan cabang ilmu baru yang ditemukannya ini sebagai psikologi eksperimental. Bagi Wundt metode eksperimen lebih ?layak? digunakan untk eksplorasi mind daripada yang biasa digunakan, yaitu ?introspection?. Sebenarnya secara tradisional, Wundt bergantung pada observasi introspektiv dari alam sekitar dan dunia, dimana dipisahkan antara usaha untuk mengidentifikasi elemen-elemn mental dan mengidentifikasi proses mental yang mengintegrasikan elemen-elemen tersebut ke dalam pengalaman atau obyek yang koheren.
Dengan aliansi ini psikologi menjadi lebih terbantu untuk menghadapi tantangan dunia natural science. Ilmu psikologi yang secara tradisional mempelajari soul (jiwa), kini mendapat justifikasinya selama elemen soul tsb di jabarkan ke dalam elemen fisiologis terkecil, misalnya susunan system syaraf. Maka dimungkinkan juga terjadinya reduksionism operasi mental ke dalam operasi neurologis.
Melalui aliansi dengan ilmu yang lebih mapan kedudukannya seperti ilmu fisiologis, psikologi lebih mudah diterima dalam khasanah ilmu pengetahuan sebagai sebuah ilmu yang mandiri
Pandangan tentang psikologi sebagai ilmu dan metodenya.
Pemahaman Wundt tentang psikologi relatif konstan, yaitu ?..as the study of the mind and the search for the laws that govern it..? (Leahey, 2000 : 253). Namun demikian, pandangannya mengenai metode paling tepat untuk menggali mind dan ruang lingkup mind itu sendiri berubah sejalan dengan perkembangan kematangan intelektualitasnya.

Pada awalnya, Wundt menggolongkan bahwa mind mencakup proses-proses ketidaksadaran / unconciousness (sebagai karakteristik dari soul). Metode eksperimen adalah jalan untuk membawa penelitian tentang mind dari level kesadaran (consciousness) kepada proses-proses yang tidak sadar. Dengan kata lain, metode eksperimen adalah cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang obyektif dan empiris.Dalam perkembangannya, Wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar (misalnya persepsi, emosi, dll). Namun di atas fenomena-fenomena mendasar ini masih ada proses-proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tsb. Higher mental process ini muncul dalam bentuk kreativitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban dan bersifat abadi, yaitu : bahasa, mitos, custom, budaya. Pada tahap ini Wundt membatasi fungsi soul hanya pada tahap kesadaran. Proses-proses ketidaksadaran tidak lagi menjadi fokus dari ?study of the mind?.

Research Method for Psychology, adalah fokus pemikiran Wundt selanjutnya. Idenya tentang metode juga berkembang sejalan dengan kematangan proses intelektualnya.

Metode yang pertama kali dianjurkan Wundt sebagai strategi ilmiah untuk eksplorasi psikologis adalah eksperimental self-observation/introspection, pengembangan dari metode perenungan (armchair subjective introspection) yang sering dipakai dalam filsafat. Metode ini dilakukan oleh Wundt dg cara sangat terkontrol sehinga dapat direplikasi. Metode ini dilakukan di bawah pengawasan ketat dari seorang eksperimenter yang terlatih. Subyek dimasukkan ke dalam situasi lab yang terkontrol dan diminta melaporkan secara sistematis pengalaman yang dihasilkan dari situasi tersebut. Eksperimenter mencatat hasil ini secara mendetil.

Metode eksperimental introspection di atas sangat diutamakan oleh Wundt dalam penelitian-penelitiannya pada masa ia memahami mind sbagai studi yang mencakup unconsciousness. Metode ini dianggap lebih unggul daripada introspeksi yang tradisional (armchair introspection) karena lebih mampu menjangkau tahap unconsciousness daripada yang terakhir.Selain eksperimental introspection, Wundt menemukan metode lain, yaitu comparative-psychological dan historical-psychological. Metode eksperimental introspection hanya bermanfaat pada subyek dewasa yang normal. Untuk anak-anak, binatang, dan individu dengan gangguan kejiwaaan dilakukan comparative-psychological guna melihat perbedaan mental mereka. Sedangkan historical-psychological adalah metode untuk melihat perbedaan mental individu dari ras dan kebangsaan yang berbeda. Sebagai seorang yang dipengaruhi pemikiran Darwin, Wundt percaya bahwa perkembangan psikologis individu dapat dipelajari dengan cara melihat sejarah perkembangan manusia itu sendiri. Pada saat pandangan Wundt tentang mind terfokus pada level kesadaran, metode introspection mulai dibatasi penggunaannya, dan Wundt beralih pada metode eksperimen laboratorium modern, dimana yang dipentingkan adalah kemungkinan duplikasi yang eksak.

Fokus studi Wundt dapat dilihat melalui dua karya besarnya, Principles of Physiological Psychology dan Voelkerpsychologie.

Principles of Physiological Psychology, dalam karyanya ini Wundt memfokuskan pada hasil-hasil eksperimennya tentang ingatan, emosi, dan abnormalitas kesadaran.

Hasil eksperimen tentang ingatan akan simple ideas menghasilkan jumlah ide sederhana yang dapat disimpan dalam ingatan manusia (mind), fakta bahwa ide yang bermakna akan lebih diingat daripada yang muncul secara random, serta karakteristik dari kesadaran manusia yang bersifat selektif. Konsep penting yang muncul adalah apperception, suatu bentuk operasi mental yang mensintesakan elemen mental menjadi satu kesatuan utuh, juga berpengaruh dalam proses mental tinggi seperti analisis dan judgement. Studi Wundt tentang emosi dan feelings menghasilkan pembagian kutub-kutub emosi ke dalam tiga dimensi :
Pleasant vs unpleasant
High vs low arousal
Concentrated vs relaxed attention

Teori ini dikenal sebagai the three dimensional theory namun bersifat kontroversial.Ide tentang abnormalitas kesadaran dari Wundt dibangun melalui diskusi-disksui dengan para psikiater terkenal masa itu, Kretschmer dan Kraepelin. Ide Wundt tentang schizoprenic adalah hilangnya kontrol appersepsi dan kontrol dalam proses atensi. Akibatnya proses berpikir hanya bersifat rangkaian asosiasi ide yang tidak terkontrol.

Voelkerpsychologie, adalah karyanya yang berfokus pada metode historical psychological. Mind individu adalah hasil dari sebuah perkembangan species yang panjang. Maka usaha untuk memahami perkembangan mind harus dilakukan dengan cara menjajagi perkembangan sejarah peradaban manusia. Sejarah adalah cara untuk sampai pada psikologi manusia secara intuitif.

Dalam eksplorasi sejarah perkembangan ini, Wundt sampai pada kajian yang detil dan sistematis tentang perkembangan bahasa manusia. Hasil kajian ini dianggap sebagai prestasi besar dalam dunia psikologi dan meletakkan dasar bagi bidang psikolinguistik. Wundt memandang bahasa dalam dua seginya, dari aspek linguistik dan aspek kognitif. Bahasa menggambarkan bagaiamana proses kognitif berjalan dan menggambarkan juga tingkat abstraksi individu.

Jasa utama Wundt dalam bidang psikologi adalah usahanya untuk memperjuangkan diterimanya psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri. Ide-ide Wundt sendiri tidak bertahan lama dan bahkan murid-muridnya tidak banyak mempopulerkan pemikirannya. Dalam konteks perkembangan psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu,Wundt lebih tepat dianggap sebagai seorang figur transisi yang menjembatani aspek filosofis dari psikologi di masa lalu dengan ciri terapan dan natural science dari psikologi di masa depan. Para murid Wundt juga lebih tertarik untuk mengembangkan psikologi ke dua arah tsb : natural science dan applied science.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam baru menangis dan meronta. Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai / perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu. disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam). Dengan begitu diperlukan pembahasan mengenai teori-teori emosi yang dapat mendukung dalam pengkajian tentang konsep emosi itu sendiri dari berbagai sudut pandang para tokoh dan ilmuwan, salah satunya teori emosi yang di kemukakan oleh James-Lange pada makalah ini. I.2 Sasaran dan Tujuan Masalah Penyusunan makalah ini memiliki beberapa tujuan dan sasaran. Sasaran dari penyusunan makalah ini adalah praktisi pendidikan khususnya bagi praktisi pendidikan luar biasa. Sedangkan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain : ? Mengetahui teori emosi yang dikemukakan oleh James-Lange ? Berusaha mengupas dan membuka wawasan mengenai konsep emosi yang berkaitan dengan pendidikan. ? Memenuhi salah satu tugas mata kuliah hambatan Emosi BAB II PEMBAHASAN II.1 Konsep Dasar Emosi A.Definisi emosi Pada umumnya perbuatan kita sehari-hari disertai oleh perasaan-perasaan tertentu, yaitu perasaan senang atau perasaan tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari itu disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah atau samar-samar saja. Emosi adalah sebagai sesuatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa ( a strid up state ) yang menyertai atau munculnya sebelum dan sesudah terjadinya perilaku. (Syamsudin, 2005:114). Sedangkan menurut Crow & crow (1958) (dalam Sunarto, 2002:149) emosi adalah ?An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental physiological stirred up states in the individual, and that shows it self in his overt behavior.? Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Pada suatu saat tertentu, suatu warna efektif dapat dikatakan sebagai perasaan, tetapi juga dapat dikatakan sebagai emosi. Jadi, sukar sekali kita mendefinisikan emosi. Oleh karena itu, yang dimaksudkan dengan emosi di sini bukan terbatas pada emosi atau perasaan saja, tetapi meliputi setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna efektif, baik pada tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang (mendalam). Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri ? ciri sebagai berikut : ? Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berpikir. ? Bersifat fluktuatif ( tidak tetap ). ? Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera. Mengenai ciri ? ciri emosi ini dapat dibedakan antara emosi anak dan emosi pada orang dewasa sebagai berikut : Emosi Anak Emosi Orang Dewasa 1. Berlangsung singkat dan berakhir tiba - tiba 1. Berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat 2. Terlihat lebih hebat dan kuat 2. Tidak terlihat hebat / kuat 3. Bersifat sementara / dangkal 3. Lebih 4. Lebih sering terjadi 4. Jarang terjadi 5. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya 5. Sulit diketahui karena lebih pandai menyembunyikannya B. Penggolongan Emosi Membedakan satu emosi dari emosi lainnya dan menggolongkan emosi-emosi yang sejenis ke dalam satu golongan atau satu tipe adalah sangat sukar dilakukan karena hal-hal yang berikut ini: 1.Emosi yang sangat mendalam (misalnya sangat marah atau sangat takut) menyebabkan aktivitas badan yang sangat tinggi, sehingga seluruh tubuh diaktifkan, dan dalam keadaan seperti ini sukar untuk menentukan apakah seseorang sedang takut atau sedang marah. 2.Satu orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara. Misalnya, kalau marah ia mungkin gemetar di tempat, tetapi lain kali mungkin ia memaki-maki, dan lain kali lagi ia mungkin lari. 3.Nama yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan pada sifat rangsangnya bukan pada keadaan emosinya sendiri. Jadi, "takut" adalah emosi yang timbul terhadap suatu bahaya, "marah" adalah emosi yang timbul terhadap sesuatu yang menjengkelkan. 4.Pengenalan emosi secara subyektif dan introspektif, juga sukar dilakukan karena selalu saja akan ada pengaruh dari lingkungan. C. Pertumbuhan Emosi Pertumbuhan dan perkembangan emosi, seperti juga pada tingkah laku lainnya, ditentukan oleh proses pematangan dan proses belajar. Seorang bayi yang baru lahir sudah dapat menangis, tetapi ia hampir mencapai tingkat kematangan tertentu sebelum ia dapat tertawa. Kalau anak itu sudah lebih besar, maka ia akan belajar bahwa menangis dan tertawa dapat digunakan untuk maksud-maksud tertentu pada situasi-situasi tertentu. Pada bayi yang baru lahir, satu-satunya emosi yang nyata adalah kegelisahan yang nampak sebagai ketidaksenangan dalam bentuk menangis dan meronta. Pengaruh kebudayaan besar sekali terhadap perkembangan emosi, karena dalam tiap-tiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan, sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimengerti oleh orang-orang lain dalam kebudayaan yang sama. Klineberg pada tahun 1938 menyelidiki literatur-literatur Cina dan mendapatkan berbagai bentuk ekspresi emosi yang berbeda dengan cara-cara yang ada di dunia Barat. Ekspresi-ekspresi itu antara lain : ? Menjulurkan lidah kalau keheranan. ? Bertepuk tangan kalau kuatir. ? Menggaruk kuping dan pipi kalau bahagia. Yang juga dipelajari dalam perkembangan emosi adalah obyek - obyek dan situasi-situasi yang menjadi sumber emosi. Seorang anak yang tidak pernah ditakut-takuti di tempat gelap, tidak akan takut pada tempat gelap. Warna efektif pada seseorang mempengaruhi pula pandangan orang tersebut terhadap obyek atau situasi di sekelilingnya. Ia dapat suka atau tidak menyukai sesuatu, misalnya ia suka kopi, tetapi tidak suka teh. Ini disebut preferensi dan merupakan bentuk yang paling ringan daripada pengaruh emosi terhadap pandangan seseorang mengenai situasi atau obyek di lingkungannya. Dalam bentuknya yang lebih lanjut, preferensi dapat menjadi sikap, yaitu kecenderungan untuk bereaksi secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap pada seseorang, setelah beberapa waktu, dapat menetap dan sukar untuk diubah lagi, dan menjadi prasangka. Prasangka ini sangat besar pengaruhnya terhadap tingkah laku, karena ia akan mewarnai tiap-tiap perbuatan yang berhubungan dengan sesuatu hal, sebelum hal itu sendiri muncul di hadapan orang yang bersangkutan. Sikap yang disertai dengan emosi yang berlebih-lebihan disebut kompleks, misalnya kompleks rendah diri, yaitu sikap negatif terhadap diri sendiri yang disertai perasaan malu, takut, tidak berdaya, segan bertemu orang lain dan sebagainya. Ada beberapa contoh pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya : a. memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai b. melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa ( frustasi ). c. menghambat atau mengganggu konsentrsi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup ( nervous ) dan gagap dalam berbicara. d. terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati e.suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Jenis Emosi Perubahan Fisik 1. Terpesona 1. Reaksi elektris pada kulit 2. Marah 2. Peredaran darah bertambah cepat 3. Terkejut 3. Denyut jantung bertambah cepat 4. Kecewa 4. Bernapas panjang 5. Sakit / Marah 5. Pupil mata membesar 6. Takut / Tegang 6. Air liur mengering 7. Takut 7. Bulu roma berdiri 8. Tegang 8. Pencernaan terganggu, otot ? otot menegang atau bergetar ( tremor ) Takut Takut adalah perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk ekstrim dari takut adalah takut yang pathologis yang disebut phobia. Phobia adalah perasaan takut terhadap hal-hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata, misalnya takut terhadap tempat yang sempit dan tertutup (claustrophobia), takut terhadap ketinggian atau takut berada di tempat - tempat yang tinggi (acrophobia), takut terhadap kerumunan orang, takut tempat -tempat ramai (ochlophobia). Rasa takut lain yang merupakan kelainan kejiwaan adalah kecemasan (anxiety) yaitu rasa takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya. Kecemasan yang terus menerus biasanya terdapat pada penderita-penderita Psikoneurosis. Khawatir Kuatir atau was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang jelas atau tidak ada obyeknya sama sekali. Kekuatiran menyebabkan rasa tidak senang, gelisah, tegang, tidak tenang, tidak aman. Kekuatiran seseorang untuk melanggar norma masyarakat adalah salah satu bentuk kekuatiran yang umum terdapat pada tiap-tiap orang dan kekuatiran ini justru positif karena dengan demikian orang selalu bersikap hati-hati dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma masyarakat. Cemburu Kecemburuan adalah bentuk khusus dan kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang. Seorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci terhadap saingannya. Gembira Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya kegembiraan disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba (surprise) dan kegembiraan biasanya bersifat spesial, yaitu melibatkan orang-orang lain di sekitar orang yang sedang gembira tersebut. Marah Sumber utama dari kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai pada tujuannya. Dengan demikian, ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah. Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah. Motif Motif, atau dalam bahasa Inggris-nya '"motive", berasal dari kata ''motion", yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Jadi istilah motif, pun. erat hubungannya dengan "gerak", yaitu dalam hal ini gerakan yang dilakukan oleh manusia atau disebut juga per-buatan atau tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah-laku. Di samping istilah "motif", dikenal pula dalam psikologi istilah motivasi. Motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan itu, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Ada beberapa pendapat mengenai apa sebenarnya motif itu. Salah satu pendapat mengatakan bahwa motif itu merupakan energi dasar yang terdapat dalam diri seseorang. Sigmund Freud adalah salah seorang sarjana yang berpendapat demikian. Tiap tingkah laku, menurut Freud didorong oleh suatu energi dasar yang disebut instink-instink ini oleh Freud dibagi dua : 1. Instink kehidupan atau instink seksual atau libido, yaitu dorongan untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan keturunan. 2. Instink yang mendorong perbuatan-perbuatan agresif atau yang menjurus kepada kematian. Tokoh-tokoh lain yang juga mengakui motif sebagai energi dasar antara lain adalah: 1. Bergson dengan teori "elan vital" yang mengakui adanya faktor yang bersifat non material yang mengatur tingkah laku. 2. Me Dougail dengan teori "bormic", yang mengatakan bahwa tingkah laku ditentukan oleh hasrat, kecenderungan yang bekerjanya analog dengan kenyataan-kenyataan dalam dunia ilmu. alam dan ilmu kimia. Pendapat lain mengatakan bahwa motivasi mempunyai fungsi sebagai perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Suatu perbuatan dimulai dengan adanya suatu ketidak seimbangan dalam diri individu, misalnya lapar atau takut. Keadaan tidak seimbang ini tidak menyenangkan bagi individu yang bersangkutan, sehingga timbul kebutuhan untuk meniadakan ketidak seimbangan ini, misalnya mencari makanan atau mencari perlindungan,. Kebutuhan inilah yang akan menimbulkan dorongan atau motif untuk berbuat sesuatu. Setelah perbuatan itu dilakukan maka tercapailah keadaan seimbang dalam diri individu, dan timbul perasaan puas, gembira, aman dan sebagainya. Kecenderungan untuk mengusahakan keseimbangan dari ketidak seimbangan terdapat dalam diri tiap organisme dan manusia, dan ini disebut prinsip homeostasis. Pada manusia, lingkaran motivasi bersifat dinamis, ini disebab-kan karena keseimbangan pada manusia seringkali merangsang ketidak seimbangan lain yang lebih tinggi tingkatannya. Hal ini tidak terdapat pada hewan, misalnya, karena pada hewan ketidak seimbangan-ketidak seimbangan yang timbul selalu sama dan waktu ke waktu sampai hewan ini mati. Oleh karena itu lingkaran motivasi pada hewan bersifat statis. Motif adalah instansi terakhir bagi terjadinya tingkah laku. Meskipun misalnya ada kebutuhan, tetapi kebutuhan ini tidak ber-hasil menciptakan motif, maka tidak akan terjadi tingkah laku. Hal ini disebabkan karena motif tidak saja ditentukan oleh faktor-faktor dalam diri individu, seperti faktor-faktor biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan kebudayaan II. 2 Teori Emosi James-Lange Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi-emosi itu pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir, sedangkan pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Salah satu penganut paham nativistik adalah Rene Descartes (1596?1650). la mengatakan bahwa manusia sejak lahirnya telah mempunyai enam emosi dasar yaitu : cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih dan kagum. Di pihak kaum empiristik dapat kita catat nama-nama William-James (1842-1910, Amerika Serikat) dan Carl Lange (Denmark) Kedua orang ini menyusun suatu teori tentang emosi yang dinamakan teori James?Lange. Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap pembahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsang-rangsang yang datang dari luar. Jadi, kalau seorang misalnya melihat seekor harimau, maka reaksinya adalah darah makin cepat beredar karena denyut jantung makin cepat, paru-paru pun lebih cepat memompa udara dan sebagainya. Respons-respons tubuh ini kemudian dipersepsikan dan timbullah rasa takut. Jadi, orang itu bukan berdebar-debar karena takut setelah melihat harimau melainkan karena ia berdebar-debar maka timbul rasa takut. Mengapa rasa takut yang timbul, ini disebabkan oleh hasil pengalaman dan proses belajar. Orang yang bersangkutan dari pengalamannya telah mengetahui bahwa harimau adalah makhluk yang berbahaya karena itu debaran jantung diper?sepsikan sebagai takut. Teori ini sering juga disebut teori perifer. Dalam teori ini disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik. Emosi merupakan hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuh sebagai respon terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Selain itu, gejala kejasmanian bukanlah akibat emosi yang dialami oleh individu, melainkan emosi merupakan akibat dari gejala kejasmanian. Seseorang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya, orang tersebut susah karena menangis (Sunaryo, 2004). Menurut James & Lange , bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu. Misalnya menangis itu karena sedih, tertawa itu karena gembira. Sedangkan menurut Lindsley bahwa emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan syaraf terutama otak, misalnya apabila individu mengalami frustasi, susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak, maka hal itu menimbulkan emosi. Teori yang dikemukakan oleh William James dan Carl Lange kira-kira seabad yang lalu, yang dikenal dengan Teori James Lange, mengemukakan proses-proses terjadinya emosi dihubungkan dengan faktor fisik dengan urutan sebagai berikut: a) Mempersepsikan situasi di lingkungan yang mungkin menimbulkan emosi. b) Memberikan reaksi terhadap situasi dengan pola-pola khusus melalui aktivitas fisik. c) Mempersepsikan pola aktivitas fisik yang mengakibatkan munculnya emosi secara khusus. Uraian ini disingkat menjadi : Lingkungan - otak - perubahan pada tubuh + emosi Perubahan emosi karena perasaan yang menekan, mempengaruhi fungsi pencernaan. Sebagaimana diketahui, pencernaan dilakukan di dalam lambung melalui asam lambung; biasanya lambung menghasilkan asam lambung dalam jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan dan berhenti kalau tugas mencerna makanan selesai. Pengeluaran asam lambung ini diatur oleh susunan saraf parasimpatis sebagai bagian dari susunan saraf otonom. Dalam keadaan stres, asam lambung dihasilkan secara berlebihan dan kalau ini terjadi tanpa dipergunakan untuk mencerna makanan, menyebabkan peradangan pada permukaan lambung dan dapat menimbulkan luka. Stres adalah suatu keadaan pikiran (jiwa) seseorang yang menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan, tidak enak, menekan, yang timbul dari lingkungan dan tidak dapat atau sulit diatasi. Sires muneul karena keadaan tersebut menekan terlalu berat dan orang tersebut tidak kuat menahannya. Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhelm Wundt (1832 - 1920). Tetapi berbeda dari W. James yang menyelidiki mengapa timbul emosi, W. Wundt menguraikan jenis-jenis emosi. Menurut Wundt ada tiga pasang kutub emosi, yaitu : 1. Senang - tak senang 2. Tegang - tak tegang 3. Semangat - tenang Perubahan-perubahan pada tubuh pada saat terjadi emosi Terutama pada emosi yang kuat, seringkali terjadi juga perubahan-perubahan pada tubuh kita antara lain : 1. Reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona. 2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah. 3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut. 4. Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa. 5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah. 6. Liur : mengering kalau takut atau tegang. 7. Bulu roma : berdiri kalau takut. 8. Pencernaan : mencret-mencret kalau tegang. 9. Otot : Ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor). 10. Komposisi darah : Komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif. Menurut Wiliams James, faktor penting untuk timbulnya emosi adanya perubahan-perubahan pada element-element visceral. Sedangkan Carl Lange pada waktu yang hampir bersamaan mengemukakan bahwa emosi terjadi karena perubahan-perubahan ruang yang terjadi pada system vasomotor (otot-otot). Jadi kedua tokoh ini memiliki kesamaan pendapat yang menyatakan bahwa perubahan-perubahan psikologis yang terjadi dalam emosi disebabkan karena adanya perubahan-perubahan psikologis. Suatu peristiwa dipersepsikan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologis dan perubahan-perubahan fisiologis menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis yang disebut dengan emosi. Dengan kata lain, menurut James-Lange bukan tertawa senang, melainkan ia senang karena tertawa. Dari kesamaan dan teori yang dikeluarkan oleh james-Lange, menghasilkan lima tingkatan dalam proses emosi yang terdiri dari : ? Situasi ? Persepsi tentang situasi ? Perubahan-perubahan dalam tubuh ? Perbuatan yang terlihat , misalnya melarikan diri dari bahaya ? Keadaan sadar dari emosi. BAB III KESIMPULAN Dengan meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena mereka telah mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang berlebihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan lainnya. Selain itu karena anak-anak mengekang sebagian ekspresi emosi mereka, emosi tersebut cenderung bertahan lebih lama daripada jika emosi itu diekspresikan secara lebih terbuka. Oleh sebab itu, ekspresi emosional mereka menjadi berbeda-beda. Emosi adalah pengalaman afektif yang disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik dan berwujud suatu tingkah laku yang tampak. Jenis emosi yang secara normal dialami antara lain: cinta, gembira, marah, takut, cemas, sedih dan sebagainya. Dengan adanya keterangan yang diungkapkan oleh James-Lange mengenai teori emosi, maka diperoleh suatu wacana bahwa emosi itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan dua aspek penting dalam diri sorang individu, yaitu psikologis dan fisik. Hal ini dapat dilihat dari organ fisik yang bereaksi disertai perasaan seseorang saat mendapatkan stimulus yang kemudian termanifestasi dalam bentuk perilaku tertentu yang disebut sebagai emosi (baik negatif ataupun positif ). DAFTAR PUSTAKA Dirgagunarsa, singgih. (1978). Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara Syaodih, Nana dan Moh.Surya. (1978). Pengantar Psikologi. Bandung: IKIP Chatarina Wahyurini & Yahya Ma?shum (2006), Iiih ? Emosi Banget Deh. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0403/26/muda/933870.htm) http://smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/apakah-gangguan-emosi.html http://psikologi_kosong_empat.blogs.friendster.com/my_blog/2007/02/emosi_1definisi.html http://www.siaksoft.net/index.php?option=com_content&task%3B=view&id%3B=2361&Itemid%3B=105 www.library.gunadarma.ac.id/~backup/teorijameslange/ www.portalkalbe/files/cdk/files/47_Faktorpsikogenikpadagangguannyeriperutpadaanak81.pdf/47