Blog Posts » Umum » Filsafat Ilmu

Filsafat Ilmu

? FILSAFAT ILMU


1. PENGERTIAN
Filsafat Ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya.
a. Lewis White Beck
Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
b. A.Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.
c. Michael V. Berry
Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.

2. KAJIAN FILSAFAT ILMU
a. Apa yang dikaji oleh pengetahuan itu ( ontologi ).
b. Bagaimana caranya mendapatkan pengetahuan tersebut ( epistemologi ).
c. Untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi).


3. FUNGSI FILSAFAT ILMU
? untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.

4. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
? fakta atau kenyataan,
Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang berfungsi.

? kebenaran (truth),
a. Kebenaran koherensi
yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut.
b. Berfikir benar korespondensial
Berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan.
c. Performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya.
d. Pragmatik
Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
e. Proposisi
Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar.
f. Kebenaran struktural paradigmatik
Merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh.

? Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan.
? Logika inferensi
? Penarikan kesimpulan baru dianggap sah kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika.


J Objek Material Filsafat Ilmu adalah pengetahuan ilmiah
J Filsafat ilmu menjadi dasar keilmuan yang bersifat universal.


Filsafat ilmu merupakan suatu filsafat berbungan dengan pengetahuan ilmiah yang disebut dengan ilmu, dan juga merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan).
Supaya mempermudah pembahasan Filsafat Ilmu, untuk itu akan diuraikan terlebih dahulu apa yang disebut ilmu, kemudian Filsafat, selanjutnya pada Filsafat Ilmu tentang kebenaran ilmiah yang dihubungkan dengan Ilmu Hukum.
1. Ilmu :
Ilmu merupakan pengetahuan teoritis dibidang Pengetahuan Alamiah (fisika), Sosial, Humaniora dan Commonsense atau akal sehat, dan juga merupakan pengetahuan ilmiah didasari dengan berpikir logika yang dimulai dengan rasa ingin tahu, dan suatu kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri tentang :
1. Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu ?
2. Apakah ciri-ciri yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu ?
3. Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar ?
4. Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah ?
5. Mengapa kita mesti mempelajari ilmu dan apakah kegunaan yang sebenarnya ?
2. FILSAFAT.
Filsafat menurut arti kata adalah suatu kebijaksanaan hidup (filosofia).
Filsafat mempunyai nilai sebagai ilmu pengetahuan, dan berbeda dengan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman hidup.
Pengalaman hidup dapat menghasilkan kebijakan dalam suatu kehidupan, tetapi kebijakan itu belum mempunyai nilai sebagai filsafat, karena untuk menjadi ilmu pengetahuan, maka pengalaman hidup itu harus selalu diselidiki dan diuji secara terus menerus dengan mengikuti metode-metode dan sistem-sistem menurut hukum-hukum logika.
Meskipun demikian, Filsafat tetap mempunyai perbedaan dengan ilmu pengetahuan lainnya, karena filsafat mempunyai obyek sendiri.
Ilmu pengetahuan mempunyai batasan-batasan tertentu dari salah satu gejala hidup antara lain sosiologi mempelajari tentang struktur-struktur masyarakat, botani mempelajari unsur-unsur tumbuh-tumbuhan, psikologi mempelajari tentang perilaku orang, sedangkan Filsafat tidak mengenal batasan - batasan satu bidang kehidupan, melainkan memberi pandangan-pandangan hidup secara menyeluruh.
Filsafat adalah ilmu tentang perpikir kritis, radikal, sistematik, memahami realitas secara menyeluruh-utuh (totalitas) yang juga disebut dengan philosophy berasal dari dua kata gabungan berasal dari Yunani yakni philein (cinta) dan sophia (kebijakan) sehingga philosophy mempunyai arti cinta atau pencari kebijaksanaan.
Filsafat merupakan pioner dari ilmu pengetahuan, menurut pemikiran Will Duran, Filsafat dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri.
Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuan yang diantaranya adalah ilmu. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Setelah penyerahan dilakukan maka filsafatpun pergi. Filsafat kembali menjelajah laut lepas; berspekulasi dan meneratas.
Sebagai suatu kesimpulan dapat dikatakan; filsafat adalah suatu pengetahuan metodis dan sistematis, yang melalui jalan refleksi hendak menangkap makna yang hakiki dari hidup dan dari gejala-gejala hidup sebagai bagian daripadanya.
2. 1. Cabang-cabang Filsafat.
Tiga cabang utama permasalahan yang dikaji oleh Filsafat yakni :
1. Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika).
2. Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk ( etika ).
3. Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek ( estetika ).
Kemudian dari tiga pokok tersebut bertambah lagi yakni :
1. Teori tentang ada-tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika.
2. Teory tentang politik-yakni kajian mengenai organisasi sosial/peme-intahan yang ideal.
Kelima cabang utama kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang fisafat yang mempunyai kajian lebih spesifik lagi diantaranya Filsafat Ilmu.
Cabang-cabang Filsafat tersebut mencakup antara lain :
1. Filsafat Pengetahuan ( Epistemologi ).
2. Filsafat Moral (Etika).
3. Filsafat Seni (Estetika)
4. Metafisika.
5. Filsafat Pemerintahan (Politik).
6. Filsafat Agama.
7. Filsafat Ilmu.
8. Filsafat Pendidikan.
9. Filsafat Hukum.
10. Filsafat Sejarah.
11. Filsafat Matematika.
3. Filsafat Ilmu :
Filsafat Ilmu adalah filsafat khusus mengkaji ilmu dengan segenap pemikiran reflektif mengenai landasan Ilmu dan hubungan Ilmu dengan segala segi kehidupan manusia, juga merupakan bagian dari episte-mologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah) dan Ilmu juga merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu).
Filsafat ilmu merupakan telaahan filsafat yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti :
1. a. Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
b. Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut ?
c. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan ?
Landasan 1. a - s/d - 1. c disebut Ontologis.
2. a. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu ?
b. Bagaimana prosedurnya ?
c. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ?
d. Apa yang disebut kebenaran itu sendiri ?
e. Apakah kriterianya ?
f. Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu ?
Landasan 2. a - s/d - 2. f disebut Epistemologis.
3. a. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan ?
b. Bagaimana kaitan antara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral ?
c. Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ?
d. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ?
Landasan 3. a - s/d - 3. d disebut Aksiologis.
Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dari pengetahuan-pengetahuan yang lainya maka pertanyaan yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dikaji oleh pengetahuan itu ( ontologi ).
2. Bagaimana caranya mendapatkan pengetahuan tersebut ( epistemologi ).
3. Untuk apa pengetahuan termaksud dipergunakan (aksiologi).



A. FILSAFAT SEBAGAI ILMU ATAU PROSES

1. PENGERTIAN ILMU
Ilmu secara nyata dan khas merupakan suatu aktivitas manusia yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia, ilmu tidak hanya aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan suatu proses.
Ilmu merupakan pengetahuan teoritis dibidang Pengetahuan Alamiah (fisika), Sosial, Humaniora dan Commonsense atau akal sehat, dan juga merupakan pengetahuan ilmiah didasari dengan berpikir logika yang dimulai dengan rasa ingin tahu, dan suatu kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga menjadi suatu ?ilmu?, menurut Archie J. Bahm dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kind of science, yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects.
Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan.
Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.

2. ILMU SEBAGAI PROSES
Ilmu secara nyata dan khas adalah suatu aktivitas manusiawi, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia. Ilmu tidak hanya satu aktivitas tunggal saja, melainkan suatu rangkaian aktivitas sehingga merupakan sebuah proses. Rangkaian aktivitas itu bersifat rasional, kognitif, dan teleologis.

a. Rasional
Aktivitas rasional berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk menalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri. Ilmu menampakkan diri sebagai kegiatan penalaran logis dari pengamatan empiris.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan berpikir bukan dengan perasaan, meskipun seperti itu dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semua kegiatan berfikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berfikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.
Berpangkal pada hasrat kognitif dan kebutuhan intelektualnya, manusia melakukan rangkaian pemikiran dan kegiatan rasional dengan lingkungan atau masyarakat yang kemudian melahirkan ilmu.
b. Kognitif
Pada dasarnya ilmu adalah sebuah proses yang bersifat kognitif, bertalian dengan proses mengetahui dan pengetahuan. Proses kognitif (cognition) adalah suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan, penyerapan, pengkonsepsian, dan penalaran (antara lain) yang dengannya manusia dapat mengetahui dan memperoleh pengetahuan tentang suatu hal.
Menurut Piaget menyatakan bahwa di dalam diri individu terjadi adaptasi terhadap lingkungan dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
? Asimilasi
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya; proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian orang itu berkembang. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan memberinya label ?burung? adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.
? Akomodasi
Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya maka terjadilah ketidaksetimbangan (disequilibrium). Akibat ketidaksetimbangan itu maka tercapailah akomodasi dan struktur kognitif yang ada yang akan mengalami atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidaksetimbangan dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah skemanya tentang burung sebelum memberinya label ?burung? adalah contoh mengakomodasi binatang itu pada skema burung pada fikiran si anak.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognitif seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.
c. Teleologis
Ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak teleologis, yakni mengarah pada tujuan tertentu karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan. Dengan demikian, ilmu adalah aktivitas manusiawi yang bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-
masing ilmuwan.


B. ILMU SEBAGAI PROSESUR

Ilmu sebagai prosedur berarti ilmu merupakan kegiatan penelitian yang menggunakan metode ilmiah. Apa itu metode ilmiah? Ada banyak definisi, tetapi di sini kita cukup mengutip satu saja. Menurut The World of Science Encyclopedia, metode ilmiah ialah prosedur yang digunakan oleh ilmuwan dalam mencari secara sistematis pengetahuan baru dan peninjauan kembali pengetahuan yang ada. Dari berbagai definisi yang pernah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah pada umumnya menyangkut empat hal yakni: pola prosedural, tata langkah, teknik-teknik, dan alat-alat. Unsur yang termasuk dalam pola prosedural ialah pengamatan, percobaan, pengukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisa. Unsur yang termasuk dalam tata langkah ialah penentuan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, kesimpulan, dan pengujian hasil. Unsur yang termasuk dalam teknik-teknik antara lain questional, wawancara, perhitungan, dan pemanasan. Alat-alat yang digunakan antara lain timbangan, meteran, perapian, komputer.


C. ILMU SEBAGAI PRODUK/PANDANGAN HIDUP

Pengertian inilah yang paling sering digunakan. Dalam arti ketiga ini, ilmu merupakan kumpulan pengetahuan sistematis yang merupakan produk dari aktivitas penelitian dengan metode ilmiah/ sebagai sistem pengetahuan, ilmu mempunyai obyek material dan obyek formal. Obyek material sering disebut pokok soal (subject matter), sedangkan obyek material dinamakan titik perhatian (focus of interest) atau sikap pikiran (attitude of mind). Lebih lazim, obyek formal dinamakan sudut pandang. Sebagai sistem pengetahuan atau pengetahuan sistematis, ilmu memiliki ciri- ciri empiris, sistematis, obyektif, analitis, dan verifikatif. Ciri empiris mengandaikan pengamatan (observasi) atau percobaan (eksperimen). Ilmu berbeda dari pengetahuan karena ciri sistematis, dan berbeda dari filsafat karena ciri empirisnya. Ciri sistematis berarti bahwa kumpulan pengetahuan-pengetahuan itu memiliki hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ciri obyektif ilmu berarti bahwa pengetahuan ilmiah bebas dari rasangka perseorangan (personal bias) dan pamrih pribadi. ilmu arus berisi data yang menggambarkan secara tepat gejala-gejala. ilmu berciri analitis artinya ilmu melakukan pemilahan-pemilahan atas pokok soal ke dalam bagian-bagian untuk mengetahui sifat dan hubungan bagian-bagian tersebut. Ciri verifikatif ilmu berarti bahwa tujuan yang ingin dicapai ilmu ialah kebenaran ilmiah. Kebenaran ini dapat berupa kaidah-kaidah atau azas-azas yang universal. Dengan demikian, manusia dapat membuat ramalan dan menguasai alam. Berdasarkan uraian-uraian di atas, The Liang Gie memberikan definisi sebagai berikut tentang ilmu. Dia mengatakan: " ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan -pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh, pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan. "

? Empiris
Pengetahuan yang didapatkan berdasarkan pengamatan dan percobaan.
? Sistematis
Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu yang mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur.
? Objektif
Pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan.
? Analitis
Pengetahuan ilmu itu berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian-bagiannya yang terperinciuntuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.
? Verifikatif
Senantiasa mengarah kepada tercapainya kebenaran.
Dengan demikian dari semua penjelasan dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu dipahami dari segi berbagai serangkaian aktivitas yang rasional, kognitif, dan bertujuan, akan tetapi suatu aktivitas dapat mencapai tujuannya jika dilaksanakan dengan metode yang tepat, dan akhirnya dapat membuahkan hasil berupa keterangan baru yang disebut dengan pengetahuan.
D. Kesimpulan

Ilmu hanya terdapat dan dimulai dari aktivitas manusia, sebab hanya manusia yang memiliki kemampuan rasional dalam melakukan aktivitas kognitif yang menyangkut pengetahuan, dan selalu mendambakan berbagai tujuan yang berkaitan dengan ilmu.
Dalam wujudnya ilmu dibagi ke dalam tiga bagian yaitu ilmu sebagai proses, prosedur, dan produk.
Ilmu sebagai proses memiliki arti suatu aktivitas manusia, yakni perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan oleh manusia, dan ilmu itu sendiri terdiri dari satu atau rangkaian aktivitas yang merupakan sebuah proses yang bersifat rasional, kognitif, dan teleologis. Sedangkan Ilmu sebagai prosedur atau ilmu sebagai metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup pikiran, pola kerja, tata langkah, dan cara teknik untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Terakhir yaitu ilmu sebagai produk bermakna pengetahuan ilmiah yg kebenarannya dapat diuji secara ilmiah, yg mencakup Jenis-jenis sasaran; bentuk-bentuk pernyataan; Ragam-ragam proposisi; ciri-ciri pokok; Pembagian secara sistematis.



DAFTAR PUSTAKA

Jujun. S. Sumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popuker, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000
Kunjtojo, Makalah dalam Presentasi Ilmiah, Paradigma Ilmu sebagai Proses, Prosedur, dan Produk.
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Jogjakarta: Liberty, 1996
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
http://www.anneahira.com
http://www.scribd.com