Blog Posts » Umum » Perasaan, Emosi, Kesadaran

Perasaan, Emosi, Kesadaran

A. PERASAAN

1. Pengertian Perasaan
Perasaan ialah suatu pernyataan jiwa, yang sedikit banyak bersifat subyektif, untuk merasakan senang atau tidak senang, dan yang tidak bergantung pada perangsang dan alat- alat indera. (Drs. Agus Sujanto, 1989: 75).

2. Ciri Khas Perasaan
a. Subyektif
Setiap orang memil iki selera perasaan yang berbeda-beda.
b. Mudah Berubah
Apa yang kita benci hari ini, bisa jadi menjadi kita sukai keesokan hari.
c. Mudah Berubah
Perasaan tidak bisa muncul tanpa adanya stimulasi atau berhubungan dengan proses jiwa yang lain. Perasaan baru muncul ketika kita melakukan pengamatan, atau berfantasi atau berpikir, atau ketika mengindra. Perasaan tidak akan merasakan apa-apa jika tidak ada stimulus apapun.
d. Mengandung Penilaian
Dalam merasa sebenarnya kita membandingkan dengan perasaan-perasaan yang pernah kita rasakan sebelumnya, sebelum kemudian kita menilai. Ini menyenangkan atau tidak menyenangkan. Apa yang menyenangkan bagi seseorang belum tentu menyenangkan bagi orang lain.
e. Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan
Perasaan tidak memilih apa yang benar-salah atau baik-buruk. Ia hanya memilih berdasar prinsip kesenangan. Mana yang menyenangkan bagi jiwa itu yang selalu ia pilih. Perasaan tidak pernah memilih jalan penderitaan. Setiap penundaan terhadap kesenangan akan menimbulkan penderitaan, karena itu ia bersifat hedon.

3. Penggolongan Perasaan
Begitupun juga perasaan dalam buku Psikologi Umum menurut keadaannya dibedakan menjadi dua golongan :
1. Golongan eukoloi ialah golongan orang yang selalu merasa tenang, gembira, dan optimis.
2. Golongan diskoloi ialah golongan orang yang selalu merasa tidak tenang, murung, dan pesimis (Drs. Agus Sujanto, 1989: 75).
Menurut Max Scheler:
1. Perasaan penginderaan, yaitu berhubungan denga penginderaan (panas, dingin, sakit)
2. Perasaan Vital, yaitu berhubungan dengan keadaan tubuh (segar, lesu)
3. Perasaan Psikis, merupakan penyebab perubahan psikis ( senang, sedih)
4. Perasaan Pribadi, yang dialami secara prinadi (terasing)


B. EMOSI
1. Pengertian Emosi
Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu, yang mempengaruhi perubahan dalam kejasmanian.


2. Ciri Emosi
a. Lebih bersifat subyektif daripada peristiwa psikologis lainnnya seperti pengamatan dan berfikir;
b. Bersifat fluktuatif atau tidak tetap,
c. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera dan subyektif
Menurut Syamsu Yusuf (2003) emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu: emosi sensoris dan emosi psikis. Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan lapar. Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan, seperti :
1) Perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang lingkup kebenaran;
2) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;
3) Perasaan susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral);
4) Perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian;
5) Perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia sebagai makhluk Tuhan (Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo Religious)

Sementara itu, Nana Syaodih Sukadinata (2005) mengetengahkan tentang macam-macam emosi individu, diantaranya:
1. Takut, cemas dan khawatir. Ketiga macam emosi ini berkenaan dengan rasa terancam oleh sesuatu;
2. Marah dan permusuhan, yang merupakan suatu perayaan yang dihayati seseorang atau sekelompok orang dengan kecenderungan untuk menyerang;
3. Rasa bersalah dan duka, yang merupakan emosi akibat dari kegagalan atau kesalahan dalam melakukan perbuatan yang berkenaan norma;
4. Cinta, yaitu jenis emosi yang menurut Erich Fromm berkembang dari kesadaran manusia akan keterpisahannya dengan yang lain, dan kebutuhan untuk mengatasi kecemasan karena keterpisahan tersebut.
Perubahan Jasmani yang terkait dengan emosi sesorang (Syamsu Yusuf (2003)):
Marah >>Peredaran darah bertambah cepat

Terkejut >>Denyut jantung bertambah cepat

Kecewa >>Bernafas panjang

Sakit,marah >>Pupil mata membesar

Cemas >>Air liur mengering


Takut >> Berdiri bulu rom

3. Hubungan emosi dan motivasi
Berkaitan dengan hubungan antara emosi dan motivasi, ada teori yang disebut Teori Arousal.
( Berelyne,1971 dalam Walgito,2003;216), yang menyebutkan Organisme mencari arousal atau tension (ketegangan) pada optimal level, Jika terlalu rendah, motivasi minimum dan performance tidak optimal.Jika arousal terlalu tinggi, konsentrasi menurun,performance terganggu.

4. Teori-Teori Emosi (Walgito, 1997 dalam Khodijah,2006)
a. Teori Sentral,
Menurut teori ini, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam kejasmaniannya. Contohnya : orang menangis karena merasa sedih.

b. Teori Periferal (James-Lange)
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli berasal dari Amerika Serikat bernama William James (1842-1910). Menurut teori ini justru sebaliknya, gejala-gejala kejasmanian bukanlah merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu, tetapi malahan emosi yang dialami oleh individu merupakan akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Menurut teori ini, orang tidak menangis karena susah, tetapi sebaliknya ia susah karena menangis.
c. Teori Kepribadian
Menurut teori ini, emosi ini merupakan suatu aktifitas pribadi, dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan dalam jasmani dan psikis sebagai dua substansi yang terpisah. Karena itu, maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan kejasmanian. Misalnya apa yang dikemukakan oleh J. Linchoten.
d. Teori Emosi Dua Faktor Schachter-Singer
Ketika seseorang mengahadapi kejadian yang membangkitkan emosi, umumnya pertama-tama ia akan mengalami gangguan fisiologis netral dan tidak jelas. Secara teoritis yang terjadi kemudian bergantung apakah ia mengetahui mengapa ia merasa jengkel dan bagaimana perasaannya jika ia tidak yakin mengenai emosi apa yang dirasakannya, ia kemungkinan akan mencari jawabannya pada situasi yang mungkin membantunya memahami apa yang sedang dirasakannya. Bagaimanapun halnya, menurut Schachter dan Singer, orang yang jengkel itu kemudian akan membentuk keyakinan tentang apa yang dirasakannya, dan kognisi ini akan membentuk kejengkelan umum yang tidak jelas menjadi suasana emosional tertentu.
e. Teori Emergency Cannon
Teori ini menyebutkan, emosi (sebagai pengalaman subjektif psikologik) timbul bersama-sama dengan reaksi fisiologik (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah, dsb)
Teori ini mengatakan pula bahwa, emosi adalah reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi emergency (darurat).
Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan) antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan saraf otonom.

5. Fungsi Emosi
a. Survival atau untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan.
b. Energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan
c. Messenger atau pembawa pesan (Martin dalam Khodijah, 2006)

6. Jenis dan Pengelompokkan Emosi
Secara garis besar emosi manusia dibedakan dalam dua bagian yaitu :
? Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diataranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum dan sebagainya.
? Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.

7. Gangguan Emosional
? Teori Lingkungan
Teori Lingkungan ini menganggap bahwa penyakit mental diakibatkan oleh berbagai kejadian yang menyebabkan terjadinya stress. Pandangan tersebut beranggapan bahwa kejadian ini sendiri adalah penyebab langsung dari ketegangan emosi.
Menurut teori ini sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa pada suatu waktu kejadian tertentu membawa kesedihan, tetapi tidak demikian pada saat lain, atau mengapa seseorang bersikap sangat tenang pada waktu kejadian yang tidak menguntungkan, sedangkan orang lain bilaberhadapan dengan kejadian yang sama akan mengalami kecemasan. Menurut pandangan ini tekanan emosional bisa dihilangkan kalau masalah penyebab ketegangan tersebut ditiadakan.
? Teori Afektif
Kelepasan hanya dapat dicapai bila perasaan seseorang anak dimaklumi dan dihidupkan kembali dengan seseorang yang tidak akan menghukum anak tersebut atas keinginan-keinginanyang berbahaya. Orang yakin bahwa masalah-masalah tersebut akan hilangsecara berangsur-angsur dari benak segera sesudah yang tidakdisadari dijadikan sadar kepada si anak diperlihatkan bagaimana ia telah enciptakan masalah-masalahnya sendiri tanpa mengetahuinya.
? Teori Kognitif
Menurut Hauck (1967), perbaikan emosional mencakup tiga langkah. Pertama, kita harus memperlihatkan si anak anggapan-anggapan yang salah, yaitu merupakan suatu bencana bila ia mendapatkan apa yang diinginkannya, dan jika ada perlakuan tidak adil dari orang tuanya itu akan benar-benar mengganggunya. Kedua, kita selanjutnya menunjukkan lewat nalar buka perilakunya, melainkan reaksinya terhadap orang tuanya itulah yang menyebabkan gangguannya, karena ia sebenarnya tidak disiksa secara fisik. Ketiga, Ia akan dinasihati agar bersikap lebih manis dan dapat bekerjasama.

8. Macam-Macam Emosi
o Takut
o Marah
o Cinta


C. KESADARAN
1. Pengertian Kesadaran
Dalam psikologi, kesadaran didefinisikan sebagai tingkat kesiagaan individu pada saat ini terhadap rangsangan eksternal dan internal, artinya terhadap persitiwa-peristiwa lingkungan dan suasana tubuh, memori dan pikiran.
Kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi (Cambridge International Dictionary of English (1995))
Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dsb. yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang.

2. Saat-saat rentan kesadaran
Ada saat-saat tertentu di mana kesadaran rentan terhadap bajakan emosi dan karenanya harus diwaspadai. Ironisnya di saat-saat inilah justru ?kesadaran? kita harus dibangkitkan atau ?diaktifkan?. Membangkitkan kesadaran di saat-saat kritis itu memerlukan latihan berkeseinambungan (akan dibahas di tempat lain) karena akan sangat membantu mencegah serangan irasionalitas.
1. saat kurang percaya diri
2. malam hari selama tidur ketika tingkat kesadaran minimal
3. ketika sedang sangat mengantuk
4. ketika sedang dalam situasi ketakutan
5. ketika sedang lapar berat
6. ketika sakit atau letih
7. ketika dalam kegembiraan/kesedihan/kesulitan/persoalan yang luar biasa
8. di tengah keramaian (crowd)
9. ketika dikejutkan
10. ketika sedang merasa sangat tenang dan nyaman
11. ketika kenyang
12. ketika keinginan akan sesuatu muncul
Dengan kata lain, kerentanan kesadaran terjadi pada saat di mana ?keseimbangan diri? manusia? terganggu yang bisa disebabkan oleh satu atau sejumlah hal di atas. Situasi-situasi di atas akan dialami oleh setiap orang atau kelompok orang dan bisa mempengaruhi sikap atau tindakan yang akan diambil oleh orang atau kelompok orang tersebut.


D. TINGKAT KETERBANGKITAN OPTIMAL
1. Pengertian Tingkat Keterbangkitan Optimal
Robert M. Yerkes dan J.D. Dodson, pada tahun 1908 menyampaikan Optimal Arousal Theory atau teori tentang tingkat motivasi optimal, yang menggambarkan hubungan empiris antara rangsangan (arousal) dan kinerja (performance). Teori ini menyatakan bahwa kinerja meningkat sesuai dengan rangsangan tetapi hanya sampai pada titik tertentu; ketika tingkat rangsangan menjadi terlalu tinggi, kinerja justru menurun, sehingga disimpulkan terdapat rangsangan optimal untuk suatu aktivitas tertentu (Yerkes & Dodson, 1908).


DAFTAR PUSTAKA

Dirgagunarsa, singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta: Mutiara
Syaodih, Nana dan Moh. Surya. 1978. Pengantar Psikologi. Bandung: IKIP
www.kompas.com/kompas-cetak/0403/26/muda/933870.htm
www.library.gunadarma.ac.id/~backup/teorijameslange/
www.psikologi_kosong_empat.blogs.friendster.com/my_blog/2007/02/emosi_1de
finisi.html
www.smartpsikologi.blogspot.com/2007/11/apakah-gangguan-emosi.htm
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith,E.E. & Bem, D.J., Pengantar Psikologi, Ed. 11, Interkasara.
Walgito, Bimo. 2003. Pengantar psikologi umum. Yogyakarta. Andi offset
Ahmadi, Abu.1992. psikologi umum. Jakarta. Rineka Cipta.
Chaplin, J.P. (terj. Kartini Kartono).2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : P.T. Raja
Grafindo Persada.
Ruwanto, Drs, dkk. 1989. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sobur Alex,Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka Setia. Bandung.
Sujanto, Agus, Drs. 1989. Psikologi Umum. Aksara Baru . Jakarta.