Blog Posts » Umum » Ingatan, Berpikir, Belajar
Ingatan, Berpikir, Belajar
A. INGATAN
1. Pengertian Ingatan
Ingatan merupakan suatu daya yang dapat menerima, menyimpan, dan memproduksi kembali kesan-kesan/ tanggapan/ pengertian.
Ingatan dalam bahasa Inggris disebut ?memory? adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memperoduksi kesan-kesan. (H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Hlm: 70).
Menurut Sumardi Suryabrata (Psikologi Pendidikan Hlm? 44) ingatan yakni kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Sedangkan ingatan menurut Slameto (Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Hlm:113) Ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah dialami sebelumnya. Dalam kamus ilmiah popular ingatan adalah suatu kemampuan jiwa menghubung-hubungkan pengalaman yang telah lampau dengan pengalaman yang sekarang, jadi pengalaman yang telah melekat didalam jiwa seseorang di produksi di dalam masa sekarang.
Kartini Kartono sebagaimana dikutip Suprayetno W (Diktat Psikologi Belajar Hlm:19) menyatakan bahwa ingatan adalah kemampuan untuk mencamkan, menyimpan, memproduksi kembali isi kesadaran. Dari beberapa defenisi di atas, dapat dikatakan mengandung arti yang tidak jauh beda yakni menerima, menyimpan dan memproduksi.
Jadi ingatan adalah suatu pengalaman yang pernah/ sudah terjadi sebelumnya kemudian dalam situasi tertentu ia muncul dengan adanya alas an-alasan tertentu yang menarik ia keluar sehingga direproduksi kemabli.Ingatan sangat penting dalam kehidupan manusia karena ia berfungsi sebagai pelengkap dalam berfikir kerena pemikir-pemikir yang baik adalah orang-orang yang telah belajar untuk mengingat kembali pengalaman-pengalamannya. Dengan adanya kemampuan untuk mengingat pada manusia berarti adanya suatu indikasi bahwa manusia mampu menerima menyimpan dan memunculkan kembali dari sesuatu yang pernah dialaminya.
2. Bentuk Ingatan
Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk, yaitu:
a. Bentuk yang paling sederhana adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi. Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
b. Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
c. Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda menyanyikannya kembali (reproduksi)?
d. Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya:
1. Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Misalnya: seorang pria mengingat peristiwa pertama kali ia pergi dengan seorang gadis.
2. Pembauran ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu. Misalnya dalam contoh di atas ingatan timbul setelah pria tersebut secara kebetulan berjumpa kembali dengan gadis yang bersangkut.
3. Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal lain di masa lalu. Misalnya, mengingat sajak. Yang diingat di sini hanya sajaknya saja, tetapi pada suatu saat apa saja yang dipelajari untuk pertama kalinya, tidak diperhatikan lagi.
4. Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut. Misalnya ingat suatu lagu, setelah mendengar sebagian dari nada lagu tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal sama untuk kedua kalinya, bhanyak hal-hal yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih singkat.
3. Fungsi ingatan ada 3, yaitu:
1. Mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan.
2. Menyimpang kesan-kesan.
3. Memproduksi kesan-kesan.
Sifat-sifat pada ingatan yang baik adalah cepat, setia, kuat, luas, dan siap. Ingatan dikatakan cepat, apabila dalam mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan.Ingatan dikatakan setia, apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan lama. Ingatan dikatakan luas, apabila kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap, apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksi kealam kesadaran.
Ingatan kita dipengaruhi oleh:
1. Sifat seseorang.
2. Alam sekitar.
3. Keadaan jasmani.
4. Keadaan rohani.
5. Umur Manusia .
Pencaman terhadap sesuatu kesan akan lebih kuat, apabila:
? Kesan- kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan
? Pikiran subyek lebih terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu.
? Teknik belajar yang dipakai oleh subyek adalah efektif.
? Subyek menggunakan titian ingatan.
? Struktur bahan dari kesan-kesan yang dicamkan adalah jelas .
Tahapan utama dalam pembentukan dan pengambilan ingatan:
? Encoding, merupakan proses dan penggabungan informasi yang diterima.
? Penyimpanan, merupakan penciptaan catatan permanen dari ineormasi yang telah di encode.
? Pengambilan, memanggil kembali informasi yang telah disimpan untuk digunakan dalam suatu proses atau aktivitas .
B. BERPIKIR
1. Pengertian Berpikir
Berpikir adalah berbicara dengan diri kita sendiri, dalam batin kita, mempertimbangkan, menganalisis, membuktikan sesuatu mengapa dan untuk apa sesuatu terjadi. Kita berfikir untuk menemukan pemahaman/ pengertian terhadap apa yang kita kehendaki.
Berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. ((Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) ). Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian,
(2) penjalinan pengertian-pengertian, dan
(3) penarikan kesimpulan.
2. Macam-macam kegiatan berpikir
a. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
? Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.
? Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
? Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
? Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
? Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
b. Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
- Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
- Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.
C. BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar ?Learning is a process progressive behavior adaptation?. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
McGeoch (1956) memberikan definisi belajar ?learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.
Kimble memberikan definisi belajar ?Learning is a relative permanent change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.
Horgen (1984) memberikan definisi mengenai belajar ?learning can be defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience? suatu hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman.
2. Teori operant conditioning dan classical conditioning
Dasar dari pengkondisian operan (operant conditioning) dikemukakan oleh E.L. Thorndike pada tahun 1911, yakni beberapa waktu sesudah munculnya teori classical conditioning yang dikemukakan oleh Pavlov. Pada saat itu thorndike mempelajari pemecahan masalah pada binatang yang diletakkan di dalam sebuah ?kotak teka-teki?. Dimana setelah beberapa kali percobaan, binatang itu mampu meloloskan diri semakin cepat dari perobaan percobakan sebelumnya. Thorndike kemudian mengemukakan hipotesis? apabila suatu respon berakibat menyenangkan, ada kemungkinan respon yang lain dalam keadaan yang sama? yang dikenal dengan hukum akibat? low of effect?
Dari teori yang dikemukakan thorndike, skinner telah mengemukakan pendapatnya sendiri dengan memasukkan unsur penguatan kedalam hukum akibat tersebut, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi kemunculanya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai bapak operant conditioning.
Teori operant conditioning juga berbeda dengan classical conditioning. dalam pengkondisian klasik, respon terkondisikan sering kali mirip dengan respon normal bagi stimulus tak terkondisikan. Misalnya salviasi, itu merupakan respon anjing normal terhadap makanan. Tetapi jika ingin mengajar sesuatu yang baru kepada organisme, seperti mengajar anjing keterampilan baru, maka anda tidak dapat menggunakan pengkondisian klasik, tetapi anda lebih duli mempersuasinya untuk melakukan keterampilan itu dan setelahnya member hadiah dengan tepuk tangan atau makanan, jika anda terus menerus melakukannya, akhirnya anjing akan mampu mempelajari keterampilan itu.rita Atkinson.
Jadi Inti dari teori Skinner Pengkondisian operan (operant conditioning) dalam kaitanyan dengan psikologi belajar adalah proses belajar dengan mengendalikan semua atau sembarang respon yang muncul sesuai konsekwensi ( resiko) yang mana organisme akan cenderung untuk mengulang respon-respon yang di ikuti oleh penguatan.
? Karakteristik Operant Conditioning:
1. respondent behavior ( perilaku responden) yakni perilaku yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, contohnya adalah semua gerak reflek.
2. operant behavior ( perilaku operan) yakni perilaku yang tidak di akibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organism. Karena perilaku ini pada awalnya tidak berkorelasi dengan stimuli yang dikenali, maka ia Nampak spontan. Contohnya ketika hendak bersiul, berdiri lalu berjalan. Kebanyakan dari aktivitas kita adalah perilaku operan.
Dengan dibaginya dua macam perilaku tersebut, maka ada dua jenis pengkondisian, yaitu:
1. Respondent conditioning ( pengkondisian responden) atau biasa disebut dengan pengkondisian tipe S. pengkondisian ini menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respon yang diiginkan.
2. Operant conditioning ( pengkondisian operan) atau biasa disebut dengan pengkondisian tipe R. dalam pengkondisian ini, penguatan pengkondisianya ditunjukkan dengan tingkat respon.
? Konsep utama operant conditioning:
a. Penguatan (reinforcement)
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
- Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah , perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
- Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
b. Hukuman (punishment)
Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku atau apa saja yang menyebabkan sesuatu respon atau tingkahlaku menjadi berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan.
Namun menurut skinner hukuman tidak menurunkan probabilitas respon, walaupun hukuman bisa menekan suatu respon selama hukuman itu diterapkan, namun hukuman tidak akan melemahkan kebiasaan. Skinner juga berpendapat bahwa hukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukuman hanya menekan perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat perilaku akan ke level semula.
? Perbedaan antara Classical Conditioning dengan Operant Conditioning antara lain sebbagai berikut:
- Dalam Classical Conditioning respon dikontrol oleh pihak luar, pihak inilah yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus. Sebaliknya operant conditioning mengatakan bahwa pihak luar yang harus menanti adanya respon yang diharapkan benar. Jika respon semacam ini terlihat maka dapat diberikan penguatan. Disini dibicarakan tentang tingkah laku operan atau operan behavior.
- Classical Conditioning pada umumnya memusatkan tingkah laku terjadi apabila ada stimuli khusus. Sedangkan dalam Operant Conditioning tingkah laku hanya menerangkan untuk sebagian kecil dari semua kegiatan. Operant Conditioning memusatkan tingkah laku dengan konsekuen, yaitu konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Jadi konsekuen yang menyenangkan akan mengubah tingkah laku. Sedangkan konsekuen yang tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku.
- Classical Conditioning mengatakan bahwa stimulus yang tidak terkontrol mempunyai hubungan dengan penguatan. Stimulus itu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai reinforcement. Di dalam Operant Conditioning responlah yang merupakan sumber reinforcement. Adanya respon menyebabkan seseorang memperoleh penguatan. Dan hal ini menyebabkan respon tersebut cenderung untuk diulang-ulang.